Perjuangan di Balik Mengudaranya Pesawat N219 Karya PTDI

Perjuangan di Balik Mengudaranya Pesawat N219 Karya PTDI

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 22 Mei 2023 07:00 WIB
Senior Flight Test Engineer N219 PTDI Hindawan Hariowibowo
Senior Flight Test Engineer PTDI Hindawan Hariowibowo (Foto: Anzala Ajra)
Bandung -

Uji terbang pesawat N219 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) rampung pada tahun 2020 lalu. Dengan demikian, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan pun memberikan Type Certificate untuk pesawat yang dinamai Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo itu.

Selain pilot dan co pilot, kesuksesan uji terbang pesawat N219 ini tidak terlepas dari seorang teknisi penguji terbang. Dialah Hindawan Hariowibowo, pria yang lahir di Jakarta 61 tahun lalu ini menjadi saksi sejarah perjalanan pesawat N219.

detikJabar berkesempatan berkunjung ke meja kerja Hindawan yang berada di PTDI, Jalan Padjajaran, Kota Bandung, Selasa, 16 Mei 2023. Dalam perbincangan, pria lulusan S2 di Cranfield Institute Technology Inggris mengisahkan, dibutuhkan waktu panjang untuk pengujian pesawat N219.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk N219 flight test development dan sertifikasinya 500 jam, kita selesaikan hampir 2 tahun," kata Hindawan membuka perbincangan.

Hindawan yang sudah meniti karir di PTDI sejak umurnya 24 tahun itu mengungkapkan, ada dua prototipe pesawat N219 yang dilakukan uji terbang. Hal tersebut dilakukan, agar proses pengujian yang harus mencapai 500 jam bisa cepat rampung dilakukan.

ADVERTISEMENT

Prototipe pertama, uji terbangnya meliputi flight fisik, di antaranya bagaimana kemampuan climbing-nya, bagaimana kecepatan jelajahnya misalnya, kemudian termasuk uji terbang stabilitas pengendaliannya. Untuk prototipe kedua, yakni untuk uji terbang sistem meliputi avionic-nya, radionya, kemudian radarnya dan sistem navigasinya.

"Perjalanan tesnya itu sebenarnya dari first flight itu kita 2017 akhir ya waktu Agustus itu dan kita dapat sertifikasinya di akhir 2020 di Bulan Desember. Jadi kurun waktu itu kita yang lama waktu itu di yang prototipe pertama, jadi waktu iterasinya itu terutama di-flight control belum bagus kita modifikasi, kita perkuat apa dudukan-dudukan flight control-nya misalnya kayak gitu nah setelah terasa lebih bagus baru, diajukan sertifikasi," ungkapnya.

Senior Flight Test Engineer N219 PTDI Hindawan HariowibowoSenior Flight Test Engineer N219 PTDI Hindawan Hariowibowo Foto: Anzala Ajra

Hindawan berujar, setiap uji terbang pesawat N219 dia ikut bersama pilot dan kru lainnya. Hindawan juga ikut terbang dan merasakan kekurangan-kekurangan dari pesawat dan mencatatnya untuk nantinya disempurnakan.

"Iya jadi kalau saya tugasnya itu-kan sebagai fligh test engineer istilahnya, jadi insinyur uji terbang. Misalnya kalau untuk uji climb kita uji di ketinggian berapa, kemudian pada berat berapa pesawatnya, kemudian pada temperatur berapa nah itu kita susun rencana uji terbangnya itu. Nah dari situ nanti kita diskusi dengan pilot ini bisa dilakukan atau enggak gitu, kalau dilakukan bahayanya atau risikonya apa-apa saja, nah seperti kita diskusi dengan tes pilotnya lah gitu, nah setelah itu baru dilaksanakan kita ikut on board lagi," jelasnya.

"Pada waktu melakukan uji terbang, engineer mencatat datanya walaupun kita di-backup sama ada instrumentasi juga kan tapi kita catat, kalau ada yang perlu diulang kita diskusi lagi sama pilotnya," tambahnya.

Hindawan mengaku bangga, bisa terlibat dalam pengujian pesawat N219 ini. Seperti diketahui komponen pesawat satu ini hampir setengahnya diproduksi di Indonesia. "Akhirnya berhasil, lega sekali," ujarnya.

(wip/yum)